Atlanta – Video online disinyalir tak aman dari gerecokan tangan usil penjahat cyber seperti penyebar virus komputer. Hal ini dilaporkan oleh Georgia Tech Information Security Center.
Laporan ini merupakan hasil diskusi yang digelar oleh lebih dari 300 sarjana dan ahli keamanan dari seluruh dunia. Diskusi ini membahas berbagai ancaman berbahaya di tahun 2008 dan tindakan perlawanan yang akan mereka lakukan.
“Forum ini diadakan untuk mendahului ancaman yang akan datang, bukan mengejar untuk menutupnya,” ujar Mustaque Ahamad, direktur Georgia Tech center, seperti dikutip detikINET dari Newsvine, Rabu (3/10/2007). Ahamad mengatakan pertemuan itu akan mencari solusi terbaik menghadapi kegiatan jahat di internet, termasuk menetapkan standar yang lebih ketat dan membuat program yang dapat menganalisis kode jahat.
Pelaku kejahatan diyakini akan selalu mencari ‘kendaraan’ untuk mengirimkan program jahat. Program jahat itu bisa secara diam-diam menyusupkan virus, mengintai informasi penting, bahkan hingga membajak komputer korban.
Salah satu ‘kendaraan’ yang dikhawatirkan akan dimanfaatkan adalah video online. “Beberapa tahun lalu, pelaku beralih menyebarkan virus-virus dalam file berformat Portable Document Format atau PDF. Langkah selanjuntya yang paling masuk akal adalah media player,” ujar Chris Rouland, Chief Technology Officer IBM untuk unit Internet Security Systems.
Meski belum terlalu riuh, program jahat sudah mulai memanfaatkan video online. Pada November 2006, misalnya, diketahui adanya worm yang serta-merta membuka situs berisi program jahat saat korbannya memainkan file video tertentu. Program lain menginfeksi komputer korban dengan spyware saat file video dibuka.
Metode lain yang dilakukan adalah membuat hyperlink yang seolah-olah mengarah ke situs berbagi video YouTube. Padahal sebenarnya tautan itu mengarah ke situs yang berisi program jahat. “Orang kini sudah terbiasa berhati-hati dengan pesan yang membawa-bawa nama institusi perbankan. Tetapi kebanyakan orang masih penasaran dan tertarik untuk melihat video dari Youtube,” ujar Rouland.
Target operasi lainnya yang disebutkan dalam laporan itu adalah situs-situs komunitas dan jejaring sosial. Komputer yang mengakses situs-situs tersebut kerap berkomunikasi dengan aplikasi web secara diam-diam, tapi pelaku kejahatan bisa juga menyusupkan kode jahat mereka. Pengguna pun bisa terjebak tanpa menyadarinya.
Source : detikinet
Useful post, thanks